Pelajaran dibalik keputusan

Sudah setengah bulan saya training untuk bekerja di prusahan ritel, yang pernah kerja di ritel pasti taulah tantangan yang ada di dalam dunia kerja tersebut.

Awal kerja di ritel saya sempat ragu apa lagi kerjanya hari minggu dan juga tanggal merah, justru liburnya pas tanggal hitam, tentu ini merupakan pengalaman terbaru bagi saya.

Selama tiga hari pertama, saya sempat sedih dan malas-malasan rasa nya ingin kerja, karena saya masi terus bertanya-tanya “apa saya akan berkahir disni?” “apa ini yang akan menjadi pekerjaan saya?” pertanyaan semacam itu membuat saya tidak bahagia menjalani pekerjaan selama dua hari itu.

Setiap kali pulang kerja teman-teman mengajak saya untuk nyantai tapi aku menolak nya, saya ingin cepat-cepat pulang saja dan segera istirahat. Sampai di rumah biasa nya saya langsung tidur.

Hari ke empat teman ku mulai bertanya “kenapa wajah kamu terlihat lemes?. Kamu kenapa?” aku katakan “tidak apa-apa” . setelah pulang di sore hari ke empat mereka kembali mengajak aku untuk minum kopi, kali ini aku menolak lagi “aku tidak bisa, harus ada yang aku buat di rumah” padahal tidak ada, selama menunggu aku minta teman untuk menjemput, dalam perjalanan pulang aku berpikir “kenapa aku begitu tidak menikmati pekerjaan ku?. Jika seperti ini terus aku tersiksa sendiri donk, tidak bisa begini terus ini harus di ubah” itulah pertanyaan untuk diri ku sendiri selama perjalanan pulang.

Teman ku ternyata tidak mengajak kami pulang “kita ngopi dulu ia di café enak loh kopi nya” aku “ia sudah, ayo” selama duduk di café itu saya mulai berbicara kepada diri sendiri “kenapa harus di jadikan beban ia?. Kenapa aku tidak mencoba menikmati pekerjaan ini dan menjalani proses nya sebaik mungkin” dalam seketika semangat ku juga kembali lagi, rasa ngantuk ku hilang, asam lambung turun sakit mag saya sempat kumat waktu itu, aku sudah tau kondisi ku sendiri jika sakit mag sudah kambuh berarti itu stres.

Tidak terasa kami ngobrol sampai dengan jam 19.00, akhir nya kami pulang. Sampai dirumah puji Tuhan aku tidak mengantuk.

Malam nya saya berdoa sama Tuhan “Tuhan mulai besok saya akan bekerja dengan sepenuh hati dengan tidak menjadikan pekerjaan ini sebagi beban atau maslah, saya menganggap bahwa Tuhan ingin menunjukan sesuatu ke pada saya, walupun saat ini aku belum mengerti maksud Mu” itulah doa ku.

Besok nya benar saja, aku sangat bersemangat mejalani pekerjaan ku dan sempat bercanda dengan teman-teman yang lainnya. Bahkan sampai sekarang saya masi menikamti pekerjaan ini dan selalu bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan berikan karena aku percaya bahwa Tuhan itu hadir dimanapun, Dia tidak pernah menutup mata atau meninggalkan kita.

Renungan :

Mungkin teman-teman pernah mengalami hal yang sama tidak bisa menikmati pekerjaan dan penuh dengan pertanyaan, saran saya berheti bertanya kenapa kita ada disini dan disana? Tapi ganti dengan pernyataan bahwa pasti ada sesuatu di balik pekerjaan yang sedang kita buat, kenapa Tuhan membawa kita dalam pekerjaan tersebut jalani dengan keyakinan dan jangan ragu-ragu. Jika sepanjang karir kita tidak bisa menikmati pekerjaan maka waktu kita akan terasa sia-sia jadi nikamti pekerjaan.

Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Komentar